ESTIMASI PROPORSI SISWA SD KELAS RENDAH USIA 6 SAMPAI 7 TAHUN YANG MEMILIKI KESALAHAN ARTIKULASI DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA
Keywords:
Estimasi proporsi, Siswa sd kelas rendah, Kesalahan artikulasiAbstract
Artikulasi merupakan salah satu modal dasar untuk bicara dan bahasa. Pada usia lebih kurang 8 tahun anak-anak sudah mampu mengucapkan semua vokal, konsonan dan konsonan rangkap adalah konsonan yang terakhir dari semua perkembangan artikulasi yang dimiliki anak pada anak usia 8 tahun. Pada anak-anak SD Kelas 1 dimana rata-rata usia mencapai 6 – 7 tahun yang seharusnya sudah mampu mengucapkan semua produksi bunyi dengan benar. Sehingga jika pada usia tersebut anak masih mengalami kesalahan artikulasi dan tidak mendapat intervensi yang tepat, maka dikhawatirkan akan menjadi gangguan artikulasi yang bersifat menetap. Dalam hal ini, belum ada data secara pasti tentang jumlah anak yang mengalami gangguan artikulasi di Indonesia. Sehingga perlu dilakukannya penelitian tentang estimasi proporsi siswa SD kelas rendah usia 6 sampai 7 tahun yang memiliki kesalahan artikulasi. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengetahui estimasi proporsi SD kelas rendah usia 6 sampai 7 tahun yang memiliki kesalahan artikulasi di Kecamatan Jebres Kota Surakarta.
Penelitian ini menggunakan metode survey dengan menggunakan teknik analisa data estimasi proporsi pada taraf kepercayaan 95 % (α = 0.05). Dalam penelitian ini tidak terdapat intervensi/ perlakuan terhadap responden dan hanya diobservasi satu kali tanpa tindak lanjut. Penelitian ini dilakukan di SDN Mojosongo I Surakarta, SDN Mojosongo II Surakarta, SDN Mojosongo III Surakarta, SDN Mojosongo V Surakarta dan SDIT Luqman Al Hakim Surakarta dengan teknik purposive sampling. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari dua perangkat, yaitu perangkat tes dengan petunjuk penggunaan, didalamnya dilengkapi dengan gambar- gambar bunyi bahasa yang akan dinilai, dan sebuah formulir berupa lembar tanggapan terdiri respon tes. Instrumen ini digunakan untuk menilai kemungkinan-kemungkinan hasil ucapan setiap anak, yaitu normal, penggantian (subtitusi), penghilangan (omisi), penyelewengan (distorsi) dan penambahan.
Berdasarkan survey dan analisis data pada taraf kepercayaan 95 % (α = 0.05) didapatkan hasil secara keseluruhan dari 50 sampel terdapat 9 siswa yang memiliki kesalahan pengucapan fonem tingkat kata dengan persentase 18% dengan estimasi proporsi 10.07<π<25.59. Ditinjau dari jenis kelamin 28 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan, terdapat 3 siswa laki-laki (6%) dengan estimasi proporsi 22.25 44.42 dan 6 siswa perempuan (12%) dengan estimasi proporsi 50.74 82.59 yang memiliki kesalahan pengucapan fonem tingkat kata. Berdasarkan jenis kesalahan artikulasi substitusi 7 siswa (14%) dengan estimasi proporsi 66.25 89.30, omisi 1 siswa (2%) dengan estimasi proporsi 2.40 19.82, distorsi tidak ada dengan estimasi proporsi 0.00 0.00 dan adisi 1 siswa (2%) dengan estimasi proporsi 2.40 19.82. Sehingga interpretasi dari hasil analisis tersebut adalah terdapat 2 macam karakteristik siswa SD kelas rendah usia 6 sampai dengan 7 tahun yang memiliki kesalahan artikulasi yaitu karakteristik berdasarkan jenis kelamin dan jenis kesalahan artikulasi.
Downloads
Published
Versions
- 2022-11-10 (2)
- 2022-11-14 (1)
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Gunawan, Restu Wahyu Wibawati, Kiyat Sudrajad, Setyadi Nugroho
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.