STUNTING DAN KARIES DENTIS PADA ANAK NELAYAN MUARA ANGKE JAKARTA UTARA

Authors

  • Wan Nedra Fakultas Kedokteran, Universitas YARSI Jakarta
  • Chaerita Maulani Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas YARSI Jakarta
  • Anita Rosa Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas YARSI Jakarta
  • Chrisni O. Jusup Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas YARSI Jakarta
  • Nugroho A Riyadi Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas YARSI Jakarta
  • Dharma Satya Aprianto Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas YARSI Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.55080/mjn.v2i1.47

Keywords:

Stunting, Gizi Kurang, Gizi Buruk, Karies

Abstract

Stunting menjadi masalah kesehatan anak di Indonesia termasuk Jakarta. Salah satu penyebab stunting adalah kurangnya konsumsi protein dan pengetahuan ibu yang kurang terhadap cara pemberian makanan tambahan pada usia 6 bulan. Indonesia sebagai wilayah yang dikelilingi laut secara otomatis memberikan asupan protein yang cukup, namun Riskesdas tahun 2018, masih ada 38,9% balita Indonesia mengalami masalah gizi, stunting sebesar 23,4%. Untuk mengetahui kondisi masyarakat Jakarta Utara yang tinggal di area pekerja perikanan khususnya Muara Angke, Universitas YARSI bekerja sama dengan PP Muslimat NU dan beberapa sponsor yang diperoleh oleh PP Muslimat NU untuk diadakannya aktifitas sosial di wilayah tersebut. Metode yang dilakukan pertemuan dengan PP Muslimat dan kader dan disepakati mengadakan kegiatan pemeriksaan lansung pada anak usia dibawah 2 tahun. Hasil didapatkan dari 106 orang yang diperiksa terdapat Stunting 33 orang (31 %), Gizi Kurang 10 orang (9,4%), Gizi Lebih 10 orang (9,4%) dan Gizi Buruk: 11 orang (10,3 %). Hasil Kesehatan Gigi, jumlah anak yang belum mempunyai gigi sebanyak 4 orang (Usia 1 tahun), jumlah anak tanpa karies adalah sebanyak 9 orang, sedangkan 39 anak menderita setidaknya satu gigi yang terkena karies. Prevalensi karies anak-anak nelayan didapatkan sebanyak 75%. Rerata karies pada anak pada pemeriksaan ini adalah 4,46 gigi dengan median 4. Sebanyak 23 anak memiliki jumlah gigi karies lebih atau sama dengan 5 gigi. Kejadian karies pada gigi sulung dapat mengarah pada premature loss atau kehilangan dini gigi sulung, yang akibat lanjutnya dapat menyebabkan terjadinya kondisi maloklusi (gigitan yang tidak baik). Pemeriksaan pada ibu hamil, hanya berhasil dilakukan pada 2 orang dan ditemukan karies dan gigi hilang. Sebagai bagian dari kegiatan tersebut setiap tim kesehatan melakukan edukasi dari hasil yang diperoleh secara individu. PP Muslimat NU bersama mitra juga melakukan upaya perbaikan kondisi ekonomi dengan mengadakan penyuluhan tentang pemberdayaan ekonomi, pemberian bingkisan berupa sembako, alat tulis dan amplop yang berisi sejumlah uang untuk anak yatim dan dhuafa. Sebagai rekomendasi temuan anak stunting dan yang mempunyai kondisi gigi yang perlu penanganan lebih lanjut diharapkan untuk dapat dilakukan intervensi oleh dokter puskesmas beserta kader kesehatan yang sudah terlatih. Diharapkan dengan adanya pengabdian masyarakat ini, menjadi pelajaran untuk bisa sebagai “Agent of Change” dimasyarakat dan dapat bermanfaat untuk tridarma perguruan tinggi YARSI.

Downloads

Published

2023-02-10

How to Cite

Wan Nedra, Chaerita Maulani, Anita Rosa, Chrisni O. Jusup, Nugroho A Riyadi, & Dharma Satya Aprianto. (2023). STUNTING DAN KARIES DENTIS PADA ANAK NELAYAN MUARA ANGKE JAKARTA UTARA. Medical Journal of Nusantara, 2(1), 1–5. https://doi.org/10.55080/mjn.v2i1.47